Untuk melatih burung agar tidak demam panggung, Anda harus melatihnya sejak awal.
Jika itu burung tangkapan hutan, Anda
harus benar-benar sudah menjinakkannya terlebih dahulu. Jinak di sini
artinya adalah tidak takut dengan manusia dan bukan berarti cuma diam
atau mendekat ketika tangan kita masuk ke sangkar. Sebab, banyak burung
yang sudah tidak takut manusia sejak lahir (seperti kebanyakan burung
hasil tangkaran) tetapi tetap tidak jinak dalam arti mudah ditangkap
ketika di dalam sangkar.
Sebelum burung Anda bebas dari rasa takut kepada manusia, jangan berharap burung mau berkicau apalagi gacor.
Jadi untuk burung tangkapan hutan, Anda tidak perlu pusing-pusing
dengan masalah ekor yang rusak atau paruh yang luka dan sebagainya. Yang
penting dijinakkan dulu.
Kalau Anda berpikir “jinaknya nanti saja
yang penting bunyi dulu”, maka Anda akan cenderung menyimpan burung
bakalan hutan di tempat sepi dengan harapan dia mau bunyi. Oke, burung
mungkin bisa segera bunyi, tetapi akan segera membisu ketika orang
datang. Lama-lama memang akan tetap bunyi ketika orang datang, tetapi
pasti akan tetap gerabakan ketika sangkar diturunkan atau burung
digantang di halaman rumah yang banyak orang berlalu lalang.
Untuk itu, biasakan burung “selalu berada di keramaian” atau tempat orang berlalu-lalang.
Kalau Anda khawatir burung “babak
bundhas” penuh luka karena menabrak-nabrak jeruji sangkar, gampang saja
caranya untuk mencegah hal itu. Bagaimana? Cari kain dari kaos yang
transparan dan dibikin sebagai kerodong dengan ukuran yang span
(tepat/pas) melingkari seluruh bagian sangkar mulai dari tengah
(tangkringan) sampai ke sisi atas dan juga bagian atas sangkar.
Dengan kerodong model seperti itu, meski
burung gerabakan, maka dia tidak akan terluka pada bagian pangkal
paruhnya. Sedangkan kerusakan bulu juga bisa diminimalisasi.
Saya dulu malah lebih ekstrem, yakni
dengan cara membalut semua bagian sangkar atas dengan plastik mika tipis
dengan cara saya jahit bagian-bagian tertentu agar menempel tepat di
sangkar.
Dengan balutan plastik mika yang ketat ke sangkar ini, disertai cara-cara menjinakkan burung yang saya sebutkan di artikel Cara menjinakkan burung, maka hanya dalam waktu 2 pekan burung anis merah atau anis kembang
tangkapan hutan biasanya sudah tidak gerabakan ketika didekati orang.
Hanya dalam waktu sebulan, burung yang semula giras, sudah mau angkat
bunyi. Coba saja terapkan dengan konsisten, Anda akan melihat sendiri
hasilnya.
2. Jaga konsistensi (konsisten ditempatkan di area lalu lalang orang)
Burung yang awalnya jinak atau tidak
takut orang, jika terlalu lama disimpan di tempat sepi atau hanya
sesekali ditempatkan di keramaian, akan menjadi liar kembali. Hal ini
banyak terjadi pada burung anis merah.
Burung anis merah trotol yang sudah tidak gerabakan ketika tangan kita masuk ke sangkar, atau karena memang dipelihara sejak burung masih diloloh/disuapi manusia, akan menjadi liar atau mudah takut orang jika sering ditempatkan di tempat sepi. Oleh karena itu, Anda harus konsisten meletakkan sangkar burung di lingkungan yang banyak lalu lalang orang.
Jika rumah Anda pada dasarnya sepi, maka
Anda perlu menyempatkan diri secara rutin membawa burung itu ke
keramaian. Bisa diajak ke rumah tetangga atau ke rumah teman ketika Anda
berkunjung untuk sekadar bersilaturahmi. Yang penting, burung terbiasa
juga untuk dibawa kemana-mana.
Bisa juga ketika Anda melombakan burung
atau nonton lomba burung, burung Anda yang “belum jadi” atau sedang
dalam “masa pelatihan” dibawa serta ke lingkungan lomba, untuk sekadar
di gantang di lingkungan lomba yang tentu saja ramai orang.
Intinya, dilatih secara konsisten bagaimanapun caranya dan Anda (atau minta bantuan teman) perlu menyempatkan diri.
3. Ikutkan latihan secara berkala dan terukur
Kalau burung Anda sudah jinak dan gacor
tetapi selalu saja membisu ketika berada di arena lomba, maka Anda
harus terus melatihnya dengan mengikutkan pada latihan rutin di tempat
Anda.
Hanya saja perlu saya tekankan, jangan
pernah mengikutkan burung dalam latihan dengan banyak lawan dan penonton
kalau kondisi fisik burung tidak benar-benar siap. Bukannya bebas demam
panggung yang didapat burung tetapi burung drop mental yang kita
dulang. Untuk menjaga kondisi fit, tentu saja lakukan perawatan yang baik dan konsisten, serta jaga vitalitasnya dengan produk yang teruji, hehehe.
Jika burung tidak dalam kondisi fit,
cukup Anda bawa saja ke sana untuk digantang di luar arena. Yang panting
dia terbiasa dengan keramaian orang.
Ya, tidak ada makan siang gratis. Burung bagus tidak akan kita dapat secara untung-untungan. Burung bagus ada harganya. Harga dalam bentuk uang, tenaga, waktu dan pikiran. Percayalah.
Salam…
39 Comments on Cara melatih burung agar tidak demam panggung
1 Trackbacks & Pingbacks
Komentar ditutup.
2. kenapa burung kacer saya, kalo di trek slalu ingin minta mandi terus, padahal abis mandi.
mohon petunjuknya om kicau,…..
1. Kondisi fisik. Fisik prima menjadikan penampilan terbaik.
2. Karakter
3. Kondisi lingkungan saat itu (banyak sedikit musuh memperngaruhi mental burung dan berpengaruh pada penampilan).
Cek lagi artikel ini dan ini.
1. Apa kuku nya bisa numbuh lg. Atau ada obat penumbuh kuku nya.
2. Padahal burung sudah saya taruh di tempat ramai tapi kenapa masih giras. Gimana cara yg paling handal biar ga giras.
3. Bagai mana cara menghilangkan kutu pada burung.
Soalnya saya punya pentet buntutnya setiap numbuh belum panjang udah rontok. Dan lg gacor sering garuk badannya.
Saya sangan butuh penjelasannya.
Mohon bantuan nya.
Trimakasih
soal nya saya suka iri dengan tangkringan burung milik tetangga yang mantap menurut saya om,,,,,
beri solusi om….soal nya saya tinggal di PEKANBARU ….dahan pohon apa yang cocok om ………..>
klo gak sms aja ke no hp saya ya ( 085265889745 )
terima kasih
“salam kicau mania ”
2.simpan mb di pinggir jalan yg paling rame
3.gantung mb di bengkel kendaraan yg paling bising
mudah2 bermaanfaat.maaf bukan menggurui,mohon koreksi bila ada kesalahan
itu sangat bermanfaat untuk saya.
salam kisau om dari jambi…
hehehehe